2. A. MANUSIA
Menurut Prof DR. Nasarudin Umar , MA. (Departemen
Agama RI, 2008: P:84) ; Manusia menurut Al’Quran
terdiri dari tiga unsur hardware, yaitu badan (jasad),
nyawa (nafs) dan Roh-Rohani (Ruh).
Roh sebagai unsur ketiga di-instal kedalam diri
manusia ketika kandungan berumur 120 hari, dan ini
menjadikan diri manusia sebagai makluk final (ahsan
taqwin)
Sedangkan unsur software merupakan satu paket dari
hardware dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk
(Kitab2- Al’Quran dsb)
Menurut Ari Winarman, SE, MM (QLS 2008) bahwa
software tercanggih anugerah Allah SWT yang khusus
diberikan kepada manusia adalah Qolbu-Qalbu-Hati dll
3. A. MANUSIA …
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai
makhluk mulia. Betapa tidak, manusia diberi bentuk yang
sangat sempurna serta diberi akal dan pikiran melebihi
mahluk lain didunia ini.
Dengan akal dan pikiranya manusia mampu berpikir,
melakukan apa saja yang ia inginkan maupun berkarya
untuk mengisi dan mempertahankan kehidupannya
didunia ini.
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
unsur jasmani dan rohani (fisik dan psikis). Oleh karena
itu manusia harus menjaga keseimbangan kedua unsur
tersebut, jasmani maupun rohani. Kalau tidak hidup
manusia akan mengalami ketidakseimbangan. Apabila
fisik tidak dijaga maka manusia akam menderita sakit
yang bisa mengganggu jalannya aktivitas kehidupannya.
4. A. MANUSIA …
a.Menurut Mc David dan Harari (2001) dalam Sukrisno dan
Ardana (2009) mengelompokkan empat teori psikologis
tentang manusia
1.Psikoanalisis : Manusia sebagai makluk yang
digerakkan oleh keinginan yang terpendam
2.Behaviorisme : Manusia digerakkan oleh lingkungan
mulai dari belajar berjalan sampai lari
3.Kognitif : manusia sebagai makluk berfikir yang aktif
4.Humanisme : manusia sebagai palaku aktif
b.Menurut Schumacher dalam teori eksistensi ; 1.Benda
simbulnya P 2. Tumbuh – X, 3.Punya kemauan – Y dan
4.Punya kesadaran transendental / spiritual – Z, sehingga
manusia dituliskan P+X+Y+Z
5. A. MANUSIA …
c.Menurut Stainer (1999) manusia terdiri dari 1. badan
fisik 2.badan eterik-unsur hidup, 3.badan astral – nafsu 4.
badan ego – aku 5. manas – spirit self 6. buddhi – spirit
life dan 7.atma – spirit potensi
d.Menurut Halwey (2001) manusia terdiri dari 1.Tubuh 2.
kepala 3.hati dan 4.semangat sedangkan
e.Menurut Ary Ginanjar (2001) , Kustara (2005) dan
Nasarudi (2008) manusia terdiri dari 1.Fisik 2. Mental (Jiwa
/ Mind) dan 3.Spiritual (Ruh / Soul)
6. MANUSIA
Ary / Kustara /
Stainer Hawley Schumaker
Nasarudin
FISIK
TUBUH
P
FISIK
(BODY)
ETERIK X
ASTRAL
HATI
(HEART)
EGO JIWA
Y (MIND, PSIKIS,
MANAS MENTAL )
KEPALA
(HEAD)
BUDDHI
SEMANGAT (APIRIT) ROH (SOUL,
ATMA Z SPIRIT)
7. AKHLAQ
Menurut Prof. Dr. H. Moh. Ardani yang dikutip dari sebuah
hadits “Al Ghazali” Akhlak adalah suatu sikap (hay’ah) yang
mengakar dalam jiwa-ruh yang darinya lahir berbagai
perbuatan yang dengan mudah dan gampang, tanpa perlu
kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu melahirkan
perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’,
maka ia disebut akhlak yang baik, demikian sebaliknya.
Aklaq dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab, yang berarti
perangai, tabiat, watak dasar, kebiasaan, sopan dan santun.
Dalam arti umum aklaq adalah budi pekerti, adat kebiasaan,
peringai, tabiat atau tradisi
Untuk pengertian akhlak menurut Ibn Miskawaih (w. 421
H/1030 M) bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
8. AKHLAQ
Akhlak atau khuluqun yang menurut loghat diartikan: budi
pekerti,perangai, tingkah laku atau tabiat.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat hubungan
dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti
diciptakan. Maka Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media
yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan
makhluk dan antara makhluk dengan makhluk , maka disebut BUDI
LUHUR.
Secara terminologi kata "budi pekerti" yang terdiri dari kata budi
dan pekerti. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan
dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau
character. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena
didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah
merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang
termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia. Budi pekerti
9. AKHLAQ
Sedangkan secara terminologi akhlak adalah suatu keinginan yang
ada di dalam jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa
intervensi akal/pikiran.
Sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat
yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul
disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah)
karena sudah menjadi budaya sehari-hari
Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan
darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan
akhlak, yaitu :
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam
dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah dan tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan
sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,
hilang ingatan.
10. AKHLAQ
Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari
dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau
tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan
atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan.
Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan
manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan
dengan sesunggunya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak
(khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan
karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji
orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
11. AKLAQ
Dengan demikian aklaq itu mempunyai empat syarat
1.Perbuatan / sifat baik dan buruk
2.Kesanggupan melakukannya
3.Mengetahuianya
4. Sikap mental yang membuat jiwa cenderung kepada
salah satu sifat diatas
Menurut Al-Farabi : bahwa aklaq itu bertujuan untuk
memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan
tertinggi yang diinginkan dan diusahakan oleh setiap orang
12. AKHLAQ
Aklaq ada 2; Aklak Al-Karimah- Akhlak Mulia dan
Akhlak Al-Mazmumah
Aklak Al-Karimah adalah akhlak mulia; ada 3;
1.Akhlak kepada Allah (Iman dan Taqwa), 2 Terhadap
diri sendiri (Hindari perbuatan tercela, pemaaf,
sederhana, jujur, memelihara kesician jiwa, hindari
perbuatan tercela dll) dan 3. Terhadap sesama
manusia (hidup rukun, saling menghormati, saling
memuliakan, tolong menolong)
2. Akhlak Al-Mazmumah adalah lawan dari Aklak Al-
Karimah ; Berbohong, takabur (sombong) Dengki,
kikir
13. ETIKA
Etika ; Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika
berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral).
Selain akhlak kita juga lazim menggunakan istilah etika.
Etika merupakan sinonim dari akhlak. Kata ini berasal
dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan yang dimaksud kebiasaan adalah
kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang sehingga
mudah untuk dilakukan.
Sedangkan etika menurut filasafat dapat disebut sebagai
ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang
buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
14. ETIKA
Persamaan etika dan akhlak adalah kedua-duanya
membahas baik dan buruknya tingkah laku manusia.
Sedangkan perbedaannya sumber norma, dimana akhlak
mempunyai basis atau landasan kepada norma agama
yang bersumber dari hadist dan al Quran, sedangkan etika
adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh
akal manusia.
Dengan demikian etika berupaya ; 1.membahas perbutaan
yang dilakukan oleh manusia. 2.etika bersumber pada akal
pikiran dan filsafat, sebagai hasil pemikiran maka etika
tidak bersifat mutla, absolut dan tidak pula universal.
3.etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk,
mulia, terhormat, terhina dsb, 4.segi sifatnya, etika bersifat
relatif yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan zaman.
15. HUB ETIKA DAN MORAL
Pandangan Moral
ETIKA Pernyataan Moral
Persoalan Moral
1.Pernyataan tentang Tindakan
Manusia
2. Pernyataan tentang Manusia
itu Sendiri
---------------------------------------------
-
3.Pernyataan Bukan Moral
16. MORAL
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari
mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia moral diartikan dengan susila. Jadi moral adalah
susila sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan.
Namun, ada pula berbedaannya, yakni etika lebih banyak
bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat
praktis. Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang
tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum),
sedangkan moral secara lokal.
17. MORAL
Etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik
atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau
rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan
adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang
dan berlangsung di masyarakat. etika lebih bersifat
pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep,
sedangkan moral berada dalam dataran realitas dan
muncul dalam tingkah laku yang berkembang di
masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam
moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah
adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di
masyarakat.
Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran
itu.
19. NORMA
Norma berasal dari bahasa latin, yang berarti penyikut
atau siku-siku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh
tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan norma
sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi
norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur
sesuatu yang lain atau sebuah ukuran.
Kesimpulan menjadi dua macam. Pertama, norma
menunjuk suatu teknik. Kedua, norma menunjukan suatu
keharusan. Kedua makna tersebut lebih kepada yang
bersifat normatif.
Dengan tidak adanya norma maka kiranya kehidupan
manusia akan manjadi brutal. Pernyataan tersebut dilatar
belakangi oleh keinginan manusia yang tidak ingin
tingkah laku manusia bersifat senonoh. Maka dengan itu
dibutuhkan sebuah norma yang lebih bersifat praktis.
21. NILAI
nilai ini biasanya membahas tentang pertanyaan
mengenai mana yang baik dan mana yang tidak baik dan
bagaimana seseorang untuk dapat berbuat baik serta
tujuan yang memiliki nilai. Pembahasan mengenai nilai
ini sangat berkaitan dangan pembahasasn etika. Kajian
mengenai nilai dalam filsafat moral sangat bermuatan
normatif dan metafisika.
Penganut islam tidak akan terjamin dari ancaman
kehancuran akhlak yang menimapa umat, kecuali apabila
kita memiliki konsep nilai-nilai yang konkret yang telah
disepakati islam, yaitu nilai-nilai absolut yang tegak
berdiri diatas asas yang kokoh. Nilai absolut adalah
tersebut adalah kebenaran dan kebaikan sebagai nilai-
nilai yang akan mengantarkan kepada kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirat secara individual dan sosial.
Editor's Notes
Eresha Competency Development Center - ISO 17799 - 27001